20 Januari 2013 | 14:25 wib
Impor Batik Kudus Terkendala dengan Biaya
WARNA ALAM:
Sejumlah batik khas Kudus dengan warna alam dipajang di ruang pamer
sentra batik di Desa Karangmalang, Kecmatan Gebog, Kudus.
(suaramerdeka.com/ Ruli Aditio)
Praktisi dan pelopor batik Kudus, Yuli Astuti dalam kegiatan pelatihan batik di Kudus kemarin memaparkan, sebenarnya masih banyak dilakukan oleh perajin batik agar bisa dipasarkan diluar negeri. "Selain harus meningkatkan kualitas mereka juga harus mengetahui mekanisme penjualan ke luar negeri," katanya.
Namun sejatinya yang masih menjadi hambatan adalah soal biaya, sebab dari pengalaman seblumnya memang membutuhkan biaya administrasi yang tidak sedikit. "Utamanya soal biaya pajak pengiriman barang yang masuk kategori impor, disamping itu sejumlah regulasi yang harus dipatuhi, karena tidak semuanya perajin memahaminya," terangnya.
Namun demikian sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan sejumlah cara, salah satunya adalah mengembangkan jaringan pemasaran. "Artinya perajin batik harus memiliki inisiatif untuk mengenal sejumlah konsumen yang berasal dari luar negeri, dengan demikian soal biaya tidak lagi menjadi kendala," ungkapnya.
Terkait dengan bagaimana menggaet konsumen dari luar negeri, Yuli menjelaskan tentunya dengan cara jemput bola dan fasih memberikan penjelasan mengenai batik Kudus. "Cara demikian merupakan salah satu strategi memasarkan, dan tentu saja peraain mutlak menguasai bahasa asing," jelasnya.
Jika sudah terjalin dengan hubungan baik maka dengan sendirinya permintaan dari luar negeri akan banyak mengalir. "Namun demikian untuk mempertahankan hubungan tersebut maka diperlukan komunikasi yang berkualitas, dan senantiasa menginformasikan berbagai tren batik Kudus yang saat ini sedang berlangsung," tandasnya.
( Ruli Aditio / CN33 / JBSM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar